Moodboard dalam desain grafis adalah sebuah kolase visual yang digunakan untuk mengumpulkan inspirasi, menggambarkan konsep, atau menetapkan arah visual untuk suatu proyek desain. Moodboard biasanya terdiri dari berbagai elemen seperti gambar, palet warna, tipografi, tekstur, dan contoh desain yang relevan, yang disusun untuk menciptakan gambaran visual dari ide atau suasana yang diinginkan.

Moodboard memiliki beberapa fungsi utama:
- Membantu Mengkomunikasikan Konsep: Moodboard membantu desainer menyampaikan ide dan visi kepada klien atau anggota tim secara visual, sehingga semua pihak dapat memahami suasana atau estetika yang ingin dicapai.
- Sumber Inspirasi: Dengan mengumpulkan berbagai elemen visual, moodboard berfungsi sebagai sumber inspirasi yang membantu desainer tetap fokus pada tema atau nuansa tertentu sepanjang proses desain.
- Panduan Desain: Moodboard juga berfungsi sebagai panduan untuk memastikan semua elemen desain (warna, gambar, tipografi, dll.) konsisten dan sesuai dengan tema atau konsep yang telah disepakati.

Sumber: https://id.pinterest.com/pin/617978380088590571/
Moodboard bisa dibuat secara fisik (misalnya dengan potongan gambar dari majalah) atau digital (menggunakan software desain seperti Adobe Photoshop, Illustrator, atau aplikasi khusus seperti Pinterest dan Milanote). Moodboard biasanya digunakan dalam berbagai jenis proyek desain, termasuk branding, desain interior, periklanan, dan tentu saja, desain komunikasi visual.
Teknik Menyusun Moodboard
Menyusun moodboard adalah proses yang kreatif dan intuitif, namun tetap membutuhkan struktur agar sesuai dengan tema atau konsep yang diinginkan. Berikut adalah langkah-langkah untuk menyusun moodboard yang efektif:
1. Tentukan Tujuan dan Tema
Sebelum mulai mengumpulkan elemen visual, tentukan terlebih dahulu tujuan dari moodboard dan tema yang ingin ditampilkan. Beberapa pertanyaan yang bisa dipertimbangkan:
- Apa pesan atau suasana yang ingin disampaikan melalui desain ini?
- Siapa audiens yang dituju?
- Gaya apa yang diinginkan (minimalis, retro, modern, dll.)?
2. Kumpulkan Referensi Visual
Mulailah dengan mengumpulkan berbagai elemen visual yang relevan dengan tema yang telah ditentukan:
- Gambar/Fotografi: Cari gambar yang bisa mewakili suasana, tone, atau pesan dari proyek tersebut. Ini bisa berupa foto, ilustrasi, atau karya seni lainnya.
- Warna: Pilih palet warna yang sesuai dengan mood yang ingin dicapai. Warna sangat penting dalam menciptakan suasana tertentu.
- Tipografi: Sertakan contoh jenis huruf atau tipografi yang mencerminkan gaya desain yang diinginkan.
- Tekstur/Material: Jika relevan, tambahkan gambar yang menampilkan tekstur (misalnya kayu, kain, logam) untuk memberikan lebih banyak nuansa visual.
- Inspirasi Desain Lain: Cari referensi dari proyek desain serupa, baik dari media cetak, digital, maupun sosial media (Pinterest, Behance, Dribbble).
Sumber untuk mengumpulkan elemen visual bisa dari:
- Majalah atau buku desain
- Website inspirasi desain (Pinterest, Unsplash, Pexels, Behance)
- Fotografi pribadi atau hasil pencarian di internet
3. Pilah dan Pilih dengan Cermat
Setelah mengumpulkan banyak elemen visual, mulailah memilih elemen yang paling relevan. Tidak semua elemen perlu dimasukkan, karena moodboard yang terlalu penuh bisa kehilangan fokus. Pilihlah elemen-elemen yang paling sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan dan saling melengkapi satu sama lain.
4. Atur Elemen Visual dengan Konsisten
- Komposisi: Susun elemen-elemen visual dalam moodboard dengan cara yang estetis dan mudah dipahami. Gunakan komposisi grid atau bebas, sesuai dengan preferensi.
- Hierarki Visual: Elemen yang paling penting atau dominan bisa ditempatkan di tengah atau dalam ukuran lebih besar, sementara elemen pendukung bisa diletakkan di sekelilingnya.
- Keselarasan Warna dan Gaya: Pastikan bahwa warna, gaya, dan elemen-elemen visual lainnya selaras untuk menciptakan mood yang konsisten.
5. Gunakan Tools Digital atau Fisik
- Fisik: Jika membuat moodboard secara manual, gunakan majalah, cetakan gambar, dan lembaran warna. Tempelkan elemen-elemen tersebut di papan atau buku untuk membentuk komposisi yang diinginkan.
- Digital: Gunakan software seperti:
- Adobe Photoshop/Illustrator: Cocok untuk membuat moodboard dengan layout yang fleksibel dan profesional.
- Pinterest: Mudah digunakan untuk mengumpulkan gambar dari berbagai sumber di internet.
- Canva: Menyediakan template untuk membuat moodboard dengan mudah.
- Milanote: Platform kolaboratif yang dirancang untuk membuat moodboard dengan berbagai elemen visual.
6. Presentasikan dan Review
Setelah moodboard selesai, perlihatkan kepada klien, tim, atau rekan kerja. Pastikan bahwa moodboard tersebut menggambarkan suasana, gaya, dan pesan yang diinginkan. Diskusikan elemen mana yang harus dipertahankan dan mana yang perlu diperbaiki.
7. Revisi Jika Diperlukan
Setelah mendapatkan feedback, lakukan revisi jika diperlukan untuk lebih menyempurnakan moodboard. Proses ini membantu menciptakan dasar yang kuat sebelum melangkah ke tahap desain selanjutnya.
Contoh Struktur Moodboard:
- Gambar Utama: Foto atau gambar besar yang menjadi fokus utama.
- Palet Warna: Kumpulan warna yang mendominasi moodboard.
- Tipografi: Contoh huruf atau teks yang sesuai dengan tema.
- Elemen Pendukung: Tekstur, bentuk, atau ikon-ikon yang menambah nuansa visual.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, moodboard yang Anda susun akan menjadi alat yang efektif untuk membantu mengarahkan dan menginspirasi proses desain Anda.