Taksonomi Bloom adalah model yang digunakan untuk merumuskan tujuan pembelajaran. Model ini dibagi menjadi tiga ranah, yaitul: Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik.

Asal usul Taksonomi Bloom
- Taksonomi Bloom pertama kali diterbitkan pada tahun 1956 oleh Benjamin Bloom, seorang psikolog pendidikan dari Amerika Serikat.
- Pada tahun 2001, Taksonomi Bloom direvisi oleh Krathwohl dan para ahli aliran kognitivisme.
- Revisi Taksonomi Bloom membagi jenis pengetahuan menjadi empat, yaitu fakta, konseptual, prosedur, dan metakognitif.

Domain Taksonomi Bloom
- Domain Kognitif adalah yang paling sering digunakan dalam pendidikan.
- Domain Afektif berfokus pada pembentukan nilai dan sikap.
- Domain Psikomotorik berkaitan dengan keterampilan fisik dan motorik.
Tujuan Taksonomi Bloom
- Taksonomi Bloom dapat digunakan untuk mendesain pembelajaran yang dimulai dari keterampilan dasar hingga keterampilan tingkat tinggi.
- Taksonomi Bloom dapat membantu proses pembelajaran menghasilkan siswa yang kompeten di bidangnya.
Enam Tingkat Taksonomi Bloom (Versi Asli)
Berikut adalah enam tingkat domain kognitif dalam Taksonomi Bloom versi asli:
1. Pengetahuan (Knowledge)
- Definisi: Mengingat informasi yang telah dipelajari sebelumnya.
- Contoh Tindakan: Menyebutkan, mendefinisikan, mengulang, mencatat.
- Contoh Pertanyaan: “Siapa penemu lampu?”
2. Pemahaman (Comprehension)
- Definisi: Memahami makna informasi dan mampu menjelaskannya dengan kata-kata sendiri.
- Contoh Tindakan: Menjelaskan, meringkas, menginterpretasikan.
- Contoh Pertanyaan: “Jelaskan proses fotosintesis.”
3. Penerapan (Application)
- Definisi: Menggunakan informasi yang dipelajari dalam situasi baru atau konkret.
- Contoh Tindakan: Mengaplikasikan, mengimplementasikan, memecahkan masalah.
- Contoh Pertanyaan: “Bagaimana cara menggunakan rumus Pythagoras dalam kehidupan sehari-hari?”
4. Analisis (Analysis)
- Definisi: Memecah informasi menjadi bagian-bagian kecil dan memahami hubungan antar bagian.
- Contoh Tindakan: Menganalisis, membandingkan, mengkategorikan.
- Contoh Pertanyaan: “Apa perbedaan antara demokrasi dan otokrasi?”
5. Evaluasi (Evaluation)
- Definisi: Menilai nilai atau kualitas informasi berdasarkan kriteria tertentu.
- Contoh Tindakan: Mengevaluasi, menilai, mengkritik.
- Contoh Pertanyaan: “Menurut Anda, apakah kebijakan ini efektif?”
6. Penciptaan (Synthesis)
- Definisi: Menggabungkan informasi untuk menciptakan sesuatu yang baru.
- Contoh Tindakan: Merancang, menciptakan, mengembangkan.
- Contoh Pertanyaan: “Buatlah rencana bisnis berdasarkan data yang diberikan.”
Revisi Taksonomi Bloom (2001)
Pada tahun 2001, Taksonomi Bloom direvisi oleh Lorin Anderson dan David Krathwohl. Perubahan utama meliputi:
- Perubahan Nama Tingkat: Beberapa tingkat diubah menjadi kata kerja untuk menekankan tindakan.
- Penataan Ulang Tingkat: “Penciptaan (Synthesis)” dipindahkan ke tingkat tertinggi, menggantikan “Evaluasi”.
- Penambahan Dimensi Pengetahuan: Dimensi pengetahuan ditambahkan untuk menggambarkan jenis pengetahuan yang dipelajari.
Enam Tingkat dalam Revisi:
- Mengingat (Remember)
- Memahami (Understand)
- Menerapkan (Apply)
- Menganalisis (Analyze)
- Mengevaluasi (Evaluate)
- Menciptakan (Create)
Penerapan Taksonomi Bloom dalam Pendidikan
Taksonomi Bloom digunakan oleh pendidik untuk:
- Merancang Kurikulum: Membuat tujuan pembelajaran yang jelas dan terstruktur.
- Mengembangkan Soal: Menyusun pertanyaan yang mencakup semua tingkat kognitif.
- Menilai Kemampuan Siswa: Mengevaluasi pemahaman siswa secara komprehensif.
- Mendorong Berpikir Kritis: Mendorong siswa untuk berpikir lebih dalam dan kreatif.
Contoh Penerapan dalam Pembelajaran
- Tingkat Dasar: Siswa diminta untuk menghafal tabel periodik (Mengingat).
- Tingkat Menengah: Siswa diminta menjelaskan mengapa unsur-unsur tertentu bereaksi (Memahami).
- Tingkat Lanjut: Siswa diminta merancang eksperimen untuk menguji reaksi kimia (Menciptakan).
Manfaat Taksonomi Bloom
- Meningkatkan Kualitas Pembelajaran: Membantu siswa mencapai pemahaman yang mendalam.
- Memandu Pengajaran: Memberikan struktur bagi pendidik dalam merancang materi.
- Mengembangkan Keterampilan Berpikir: Mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif.
Kesimpulan
Taksonomi Bloom adalah alat yang sangat berguna dalam dunia pendidikan. Dengan memahami dan menerapkan tingkat kognitif ini, pendidik dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih efektif dan bermakna bagi siswa. Revisi tahun 2001 memperkuat relevansi taksonomi ini dalam konteks pembelajaran modern, yang menekankan pada keterampilan berpikir tingkat tinggi dan kreativitas.
Dengan terus mengembangkan metode pengajaran berdasarkan Taksonomi Bloom, kita dapat memastikan bahwa siswa tidak hanya mengingat informasi, tetapi juga memahami, menerapkan, dan menciptakan solusi untuk masalah di dunia nyata.